12.21.2009

Pribadi setelah Sang Pemimpi

dalam post ini, mari kita gunakan bahasa indonesia sebagai wujud rasa bangga kita terhadap karya anak negeri sendiri, film "Sang Pemimpi"

Untuk kesekian kalinya, Riri Reza dan Mira Lesmana membuat diriku harus terpana melihat karya yang mereka buat. Lewat "Sang Pemimpi" yaitu sekuel dari tetralogi "Laskar Pelangi" akan membawa kita ke tingkatan lebih jauh, tentang kisah lanjutan dari bocah bernama Ikal yang mempunyai impian untuk pergi ke Sorborne, Paris.

Dalam filmnya, kita takkan lelah untuk namanya di kumandangkan kata "mimpi". Itulah yang membuat diri saya terus mengingat kembali, "apakah kita sudah cukup besar untuk mimpi yang kita punyai", seperti halnya dikatakan oleh salah satu tokohnya yang tak lain adalah Ikal. Sungguh menakjubkan dan tak bisa di jelaskan dalam bentuk kata. Mimpi yang terkadang dapat membuat kita terkecoh dalam kehidupan, sebenarnya bisa menjadi aset terbesar untuk terus melaju. Memang benar, "semua itu bermulai dari mimpi dan harapan" karena tanpa mereka tak mungkin sebuah fenomena atau hal eureka! bisa tercipta di alam semesta ini.

Sebagai anak yang baru mempunyai umur kunjung dewasa, membuat saya harus berpikir bahwa selain usaha, kerja keras, dan doa. Mimpi menjadikan sesuatu yang harus saya masukkan kedalam resep ajaib dalam meraih kesuksesan saya kelak nanti. Tanpa semua ini, saya yakin bahwa impian saya takkan tercapai karena harus kandas atas lemahnya tingkat motivasi yang tidak didasari oleh "mimpi dan harapan" tadi.

"Seribu orang tua dapat memimpin sebuah negara, tapi ketika satu remaja bangkit. Itulah cikal bakal sebuah perubahan"

Sekarang pertanyaannya, apakah saya (dan kita sebagai kaum pemuda/pemudi Indonesia) akan siap mengambil serta mencari perubahan tersebut?

No comments: